LAMONGAN, Reportase INC – Rektor Unisla-Lamongan Bambang Eko Mulyono diketahui telah melakukan rangkap jabatan.
Selain sebagai Rektor Unisla, ia juga menjabat sebagai ketua baznas Lamongan.
Adanya dugaan rangkap jabatan ini ,menurut Cak Salim pada saat ditemui oleh reportaseindonesianews.com, pegiat sosial sekaligus sesepuh aktivis Lamongan ini memberikan kritik tajam dan menohok.
Cak Salim, begitu ia biasa dipanggil, mengungkapkan bahwa: “Rangkap jabatan itu melanggar tata krama politik dan pemborosan karena adanya double anggaran yang bisa diserap”.
“Karena selain mendapatkan sertifikasi dari jabatan Rektor, ia juga memperoleh honor, atau insentiv dari Baznas yang itu juga termasuk uang negara” Ungkapnya.
Salim menilai cara pengumpulan dana dengan cara potong gaji sesuai jabatan atau strata di masing-masing instansi dengan besaran yang sudah ditentukan.
“Masyarakat sangat menyayangkan atas terjadinya rangkap jabatan yang terjadi pada Rektor Unisla. Biar Proses regenerasi itu terjadi dan tidak terkesan serakah” Jelasnya.
Rektor Unisla, Bambang Eko Mulyono, saat di konfirmasi awak media melalui WA menegaskan bahwa dirinya mengelak jika dianggap menikmati double anggaran dari dua jabatan ini.
Bambang menegaskan sebagaimana peraturan yg ada dana Amil tidak menggunakan APBD, sbg rektor PTS (Perguruan Tinggi Swasta) juga tidak menggunakan APBN jadi tidak ada yg double anggaran. Hal itu bisa dilihat dari hasil laporan KAP(Kantor Akutan Publik) yang WTP (Wajar Tanpa Pengecualian).
Atas klarifikasi yang disampaikan oleh Rektor Unisla tersebut, Salim membantah bahwa apa yang disampaikan Rektor Unisla tersebut dianggap sebagai kebohongan publik karena itu sebenarnya uang APBD yang dipotong melalui gaji / siltap secara langsung.
Meskipun Rektor Unisla bukan sebagai Rektor PTN (Perguruan Tinggi Negeri) tetapi ia tetap mendapatkan tunjangan sebagai dosen, dan itu uang negara.
“Bagaimana ia bisa bilang tidak ada double anggaran.Honor yang diterima dari Baznas pun berasal dari pemotongan gaji ASN dan Perangkat Desa yang semua itu semua berasal dari uang negara”jelasnya.
(Muchsan/Busro)