LAMONGAN, Reportase INC – Peringatan 40 tahun berdirinya masjid Al-Abror dihelat. Tersedia 300 porsi bakso. Ada pula tumpeng besar. Audiens jama’ah tenang tidak gusar. Sesepuh dan juru ceramah berkisah seputar sejarah. Dihelatnya secara sederhana : berlesehan-ria.
Ketua ta’mir masjid Al-Abror kampung Sawo, kelurahan/kecamatan Babat, Ustadz Toha Hasan dalam pengantarnya menyampaikan ucapan banyak-banyak terimakasih kepada warga Sawo dan para jama’ah.
“Sungguh luar biasa malam hari ini. Meski acara digelar dengan sangat sederhana, namun antusias jama’ah tetap gairah. Terutama ibu-ibu sebagai pola pendukung utama. Setiap punya even di masjid kita ini dijamin pasti sukses. Progres ke depan, jajaran pengurus punya program bikin menara pencakar langit yang tinggi, gagah perkasa. Sekaligus tempat corong speker. Sehingga suara corong speker dan syiarnya lebih cetar-membahana. Saya setuju jika panitianya dari ibu-ibu dengan semangat tinggi tak pernah henti…!” ujar Ustadz yang juga si pemangku pesantren Hidayatussibyan Sawo itu.
Belum tuntas Ustadz Toha memberi motivasi dan membakar semangat jama’ah, langsung disahuti tepuk tangan gemuruh, riuh-rendah dari para jama’ah, terutama kaum ibu-ibu yang memadati teras serambi masjid, sembari unjuk pesona beragama.
Lebih lanjut Toha Hasan berujar : ” Bahkan karena saking antusiasnya, banyak anggota tahlil yang menanyakan, kapan peringatan dilaksanakan dan mendatangkan ceramah dari mana. Sampek saya lupa malam ini kita punya gawe. Alhamdulillah ada yang mengingatkan…” kata Kiyai Toha, yang disambut gerr para pengunjung.
Sementara jajaran pengurus ta’mir yang lain, Gaguk dan Hilal menuturkan bahwa setiap masjid punya acara, para produsen wingko di Sawo ini menyumbangkan wingkonya sebagai camilan para tamu undangan. “Termasuk sinergi-sinergi ekonomi dengan memanggil 2 tukang bakso malam hari ini…” ujar Pakde Gaguk, sebutan akrabnya. M.Nurul Hilal menambahkan : “Termasuk tumpeng besar ini juga sumbangan ibu-ibu paguyuban wali santri TPQ kita ini…” tutur Kangmas Hilal yang juga kepala SMK PGRI Babat itu.
Sementara klimaks acara, diuraikan sejarah berdirinya masjid Al-Abror yang punya keunikan tersendiri. Drs.Imam Ahmad, M.Si didaulat untuk berkisah, karena beliaulah satu-satunya saksi hidup yang paham betul kisah berdirinya masjid Al-Abror bercokol di kampung Sawo itu. Dan momen semacam ini pantas saja, agar generasi muda penerus bangsa ini tidak gagal paham. “Sebelum dibangunnya masjid ini, saya ingat betul jum’atan di pondok gotakan Kyai Munir ketika itu hanya 7 orang…” kata Pak Imam Ahmad yang pernah bertugas sebagai guru PGAN 4 tahun Babat itu.
Selanjutnya dikatakan : “Kala itu di era tahun 80-an, saya selaku pengurus LKMD (Lembaga Ketahanan Masyarakat Desa) Babat, bidang keagamaan, mengusulkan kepada pemdes (pemerintah desa) untuk membangun masjid di kampung Sawo” tutur Imam Ahmad mengawali kisahnya.
“Alhamdulillah dalam kurun waktu tidak lama, dibangunlah sarana ibadah ummat muslim itu, yang kini bisa kita nikmati faedahnya. Dan saya masih ingat betul nama-nama tukang yang menggarap bangunan masjid ini, yang kemudian pada tanggal 8 Agustus 1984 masjid ini diresmikan Bupati Lamongan, Syafi’i Asy’ari. Setelah meresmikan masjid ini, bupati Asy’ari juga meresmikan masjid Arrodhi Walmuchsinah di jalan raya Babat sana…!” jelentreh Pak Imam yang juga ketua Yayasan Al-Abror itu.
Sebagai catatan peringatan saja, bahwa pembangunan masjid yang berdiri megah di kampung Sawo ini, didukung oleh beberapa pihak. Ada yang dari perangkat desa beserta LKMDnya, ada yang dari TOGA (tokoh agama), ada yang dari TOMAS (tokoh masyarakat). Adapun personalia yang berjasa, antara lain :
1. Samoedji (kades)
2. A.Rofiq (carik)
3. Darmuji (senden babat)
4. Kanapi (senden gilang)
5. D.Sukardi (senden sawo)
6. Zaenal (kamituwa)
7. Jamil (perangkat desa)
8. Sugeng (perangkat desa)
9. Sawal (perangkat desa)
10. Suriyat
11. Rupi’an
12. Drs.Imam Ahmad
13. KH.Ashari
14. K.Muchlis Sulaiman
15. Tasam Purnomo
16. Sunhaji Tajam
17. Khafidz
18. Marlim
19. Seger
20. Asip
21. Rustiadi
22. Chasan KPN
23. K.Moesigit
Acara peringatan 40 tahun masjid Al-Abror yang digelar Kamis malam Jumat, 8 Agustus 2024 itu, juga disampaikan oleh ketua yayasan, Drs.Imam Ahmad bahwa sebagai catatan sejarah, antara lain :
– 2 Nop 1983 peletakan batu pertama pembangunan masjid.
– 8 Agustus 1984 peresmian oleh bupati Asy’ari.
– 8 Agustus 1984 peletakan batu pertama ole bupati untuk pembangunan gedung pendidikan Islam.
– 9 Okt 1984 rapat pengelolaan masjid.
– Tahun 2000 berdirinya TPQ dengan metode annahdiyah 6 jilid
– Tahun 2008 pemasangan pagar keliling.
– Tahun 2016 terbentuk Yayasan Al-Abror dengan regenerasi ketua takmir : Toha Hasan, Cs.
– Tahun 2017 berdiri MI Terpadu.
Terbitnya SK Yayasan Al-Abror menjadikannya pengembangan dalam berkegiatan. Maksud & tujuannya, antara lain :
1. Mewujudkan sarana ibadah
2.
Menyempurnakan fasilitas belajar-mengajar
3. Merawat/ melestarikan gedung sebagai sentral pendidikan.
4. Melaksanakan kegiatan keagamaan, sosial, ekonomi dan kemanusiaan.
5. Mengembangkan da’wah islamiyah
6. Meningkatkan sumber daya alam dan manusia
7. Membantu pemerintah dalam menyukseskan program wajib belajar
8. Memberi santunan kepada santri/murid yang tidak mampu
9. Menjalin kemitraan dengan pihak luar
10. Mendirikan badan usaha penopang ekonomi.
Reporter : Ahmad Fanani Mosah