YOGYAKARTA, Reportase INC – Ruang besar (hall) gedung SM Tower milik Pimpinan Pusat Muhammadiyah bermarkas di Ngayogyakarta Hadiningrat itu dipenuhi sekitar 200 orang (2-4 Agustus 2024).
Peserta temu ilmiah bertajuk Rihlah Workshop & Rakor itu terdiri dari para pengurus majlis Dikdasmen dan PNF (Pendidikan Dasar Menengah dan Pendidikan Non Formal) Pimpinan Cabang Muhammadiyah, Kepala SD, SMP/M.Ts, SMA/SMK Muhammadiyah Sekab Lamongan. Rombongan terdiri atas 5 (lima) bis itu secara resmi diberangkatkan oleh Ketua Majlis Dikdasmen PDM Lamongan. Sedianya oleh Pak Sodiqin langsung. Tapi karena berhalangan hadir, akhirnya diamanatkan kepada wakilnya, Pak Anwar mengambil start dari Kampus Umla Plosowahyu, tgl 2 Agustus ba’da isya’.
Semalam, acara yang digelar oleh Majlis Dikdasmen PDM (Pimpinan Daerah Muhammadiyah) Kabupaten Lamongan itu mengadakan rihlah (perjalanan). Pagi harinya 3 Agustus agenda pertama adalah permainan outbond kerjabareng dipandegani perusahaan travel Alam Perkasa, diteruskan susur sungai di Goa Pindul.
Malam harinya, semua rombongan (peserta & panitia) beraudiensi di gedung SM Tower yang berdiri megah di Jl.KH.Ahmad Dahlan Yogyakarta. Opening ceremonial dibuka dengan pelaporan ketua majlis Dikdasmen Muhammadiyah Lamongan, Moh.Said yang mengatakan bahwa lembaga sekolah walau dapat murid sedikit, tetap harus ikut juga. “Ini menandakan bahwa peserta tersebut betul-betul tinggi antusias dan sangat semangat” tutur Pak Said yang juga kepala SMP Negeri 3 Babat itu.
Sementara Pak Anwar mewakili Pak Sodiqin dalam sambutannya yang kocak menegaskan : “Warga Muhammadiyah itu cerdas. Tapi ada 2 yang tidak cerdas. Pertama, di kamar hotel tadi ada camilan. Saya kira gratis. Ya, saya makan. Ternyata harus membayar. Ya akhirnya saya bayar…” selorohnya yang disambut geerrr peserta audiensi.
Yang kedua, kata Pak Anwar : “Banyak ibu-ibu yang ngempet, kok gak segera ke hotel. Wong biaya ke toilet 3000 s/d 5000 rupiah. Dan berkali-kali. Ini berarti tidak bisa ditahan. Bahkan suatu ketika, saya ceramah, karena saking lucunya ceramah saya, sehingga ada ibu-ibu tidak bisa ngempet sampek terkencing-kencing. Sehingga ceramah saya dihentikan panitia, gara-gara panitia ngepel air kencingnya si ibu tersebut…..” kisah Pak Kiyai dari Sumur Gayam, Paciran malam itu. Sehingga suasana tambah riuh-rendah semangat tergugah.
Ketua Majlis Dikdasmen Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Didik Suhardi, P.Hd dalam orasi ilmiahnya menyampaikan info bahwa pemerintah sudah melayani banyak ke masyarakat lewat lembaga pendidikan…”. Selanjutnya dikatakan oleh Didik Suhardi, bahwa sekolah yang dapat murid sedikit itu juga bermasalah. Mungkin gegara di tempat sekitarnya sudah banyak lembaga. Mungkin terjadi konflik serta komitmen leader dsb.
Selanjutnya Didik Suhardi juga memaparkan bahwa daya tarik suatu sekolah tidak hanya dari prestasi akademik saja. Bisa dari ekstrakurikulernya, bisa semisal tapak suci, sepak bola dsb terserah bagaimana mempromosikan kepada masyarakat. “Jadi usahakan setiap lembaga sekolah punya daya tarik atau daya panggil, gitu…!!” tandas Ketua Majlis Dikdasmen PP Muhammadiyah malam itu.
Keesokan harinya, 4 Agustus masih ada arahan lagi dari wakil majlis dikdasmen, KH.Anwar. Bahwa pihak Majlis Dikdasmen Muhammadiyah Lamongan akan mengadakan turba ke lembaga-lembaga pendidikan yang ada di desa-desa….
Akhirnya acara Rihlah Workshop dan Rakor, secara resmi ditutup oleh Pak M.Lutfi.
Reporter : Ahmad Fanani Mosah.