LAMONGAN, Reportase INC – Siraman rohani kian membumi. Kali ini kajian ramadhan digelar oleh Majlis Dikdasmen & PNF (Pendidikan Non Formal) PDM (Pimpinan Daerah Muhammadiyah) Lamongan.
Sebelum puncak acara, diawali pengajian iftitah oleh Khoirul Anwar. “Bila berdoa/minta kepada Alloh, mintalah agar menjadi orang baik. Alloh mencintai orang-orang berbuat baik…” tutur mantan kepsek salah satu lembaga sekolah di Paciran itu.
Selanjutnya pengisi pengajian pembuka, Khoirul Anwar menyitir doa nabi Ibrohim, Robbi habli minassholihin…. Nabi Ibrohim dikaruniai 13 anak dari 2 istri (Sarroh & Siti Hajar) itu menjadi putra-putra yang baik semua. “Puncak baiknya seseorang adalah ketika orang itu berbuat baik kepada orang yang berbuat jelek (yang menjahati) kita” kata Khoirul Anwar dalam quotesnya dihadapan sekitar 700 audiens warga Muhammadiyah itu.
Jelang akhir tausiyahnya, Khoirul Anwar memaparkan 5 prinsip guru dalam mengemban tugas sucinya :
1. Uswah/keteladanan.
2. Kasih sayang.
3. Kreatif.
4. Inovatif.
5. Inspiratif.
Sementara ketua PDM Lamongan, Drs.H.Sodikin, M.Pd dalam wejangannya mengajak audiens terdiri para guru dari lembaga Muhammadiyah dan anggota majlis Dikdasmen & PNF sekabupaten itu menoleh ke belakang. Guru di Jepang sangat dihormati. Ketika ada bom atom di Hiroshima & Nagasaki, kaisar Hirohito bertanya, berapa orang guru yang masih tersisa? Jadi yang ditanyakan bukan tentara yang mati berjuang. Tapi guru yang masih hidup..!
Kajian kedua, oleh sekretaris PWM Jatim, Drs.Biyanto, M.Si. Dalam paparan ceramahnya, Biyanto menginfokan bahwa di luar negeri sudah banyak terbentuk PDM/PCM istimewa semisal Australia, Malaysia, Jepang, Bangkok, Tailand dll yang rerata pengurusnya orang-orang Lamongan.
Tepuk tangan riuh-rendah menggema di aula PDM, 30 Maret 2024 itu.
Selanjutnya Biyanto menyampaikan beberapa karakteristik diilhami KH.Ahmad Dahlan :
1. Ningrat tapi merakyat.
2. Kritis dan komunikatif.
3. Kaya tapi bersahaja.
4. Alim tidak ekstrim.
5. Teguh tidak angkuh.
6. Arab tapi tidak kearab-araban.
7. Guru tidak menggurui.
8. Taat tapi tidak radikal.
9. Puritan tapi tidak inklusif.
10. Priyayi yang melayani.
11. Hartawan tapi dermawan.
12. Kyai yang tidak semuci.
13. Elit tapi tidak elitis.
14. Jawa tapi tidak kejawen.
15. Terbuka tidak liberal.
16. Bermartabat tidak menjilat.
17. Berani tapi rendah hati.
“Dengan berkumpulnya panjenengan di aula ini jangan bertujuan mencari sarung…!” gurau Biyanto, yang disambut gerrr… para pengunjung. Memang semua yang hadir kala itu mendapat bingkisan sarung mewah dan kurma jenis sukari yang lunak, enak, banyak diminati.
Tak lupa pula Moh.Said, S.Pd, M.Pd ketua Majlis Dikdasmen PCM Lamongan, mengingatkan bahwa kajian ramadhan semacam ini merupakan agenda tetap. Semua majlis anggotanya diundang. Said juga titip pesan untuk menggencarkan minat baca dan nulis. Karena guru dan khususnya kepala sekolah adalah ujung tombak sebuah lembaga tetap jaya berada.
Reporter: Ahmad Fanani Mosah