LAMONGAN, Reportase INC – Idul Fitri tahun ini 1445 H/2024 M secara serempak (warga Nahdhiyin dan Muhammadiyah) bersamaan. Betapa marak, bersatu dan kompaknya ummat Islam, andai setiap tahunnya bisa melaksanakan Idul Fitri (penentuan 1 Syawal) dalam hari H yang sama.
Ini tampak nyata dalam ukhuwah islamiyah diterapkan oleh warga lingkungan Sawo, kelurahan Babat. Ada 3 titik yang dijadikan tempat sholat Idul Fitri dikampung dulunya misuwur dengan gerumbul dengan predikat kaum abangan.
Namun, kini perkembangan keagamaan (Islam) sudah merambah ke relung hati sanubari. Sawo tidak lagi identik dengan gerumbul sangar mengerikan. Tidak pula bermasyarakat abangan yang buta keislaman.
Tapi kampung/lingkungan Sawo sudah tersulap menjadi “negeri” aman, damai, sentosa dan kuat persaudaraan. Apalagi ditandai dengan berdirinya tempat-tempat ibadah (langgar/musholla/masjid) bahkan pesantren salaf peninggalan Kyai Munir yang cukup senior. Kemudian menyusul Langgar Wakaf, Masjid Al-Abror, Musholla Baitul Muttaqin, Musholla Nurul Hidayah dan Musholla Al-Azhar. Nilai tambah yang dimiliki adalah adanya kesadaran warga dalam merajut ukhuwah islamiyah.
Pagi-pagi amat seluruh ummat dan warga Sawo berbondong-bondong ke lokasi yang disengangi. Ada yang menuju lapangan Sawonggaling, ada yang memilih di kompleks ponpes Hidayatussibyan, juga ada yang menuju ke masjid Al-Abror.
Walau pergi-pulang saling berpapasan, mereka tidak saling berpaling. Justru sama-sama menganggukkan kepala, tanda menyapa. Ada juga yang saling melambaikan tangan bahkan tidak jarang mereka bersalaman. Jabat tangan.
Kegiatan sholat hari raya Idul Fitri di Lapangan Sawonggaling, Rabo 10 April 2024 dipandegani Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Babat. Khotibnya adalah Bapak Drs.H.M.Nadjih Ihsan, M.Ag.
Penceramah dari Majlis Tabligh Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawatimur itu mengingatkan, bahwa perbuatan syirik/musyrik tidak hanya menyembah dewa, batu atau pepohonan saja. “Tapi mencintai harta benda melebihi cintanya kepada Alloh, itu juga termasuk perbuatan syirik…!” ungkap Nadjih Ihsan.
Sementara khutbah di Masjid Al-Abror Sawo, tahun ini giliran Ustadz Lutfi Kamiluddin. Ustad Lutfi materi khutbahnya antara lain mengingatkan kepada para jamaah, bahwa dengan sebulan penuh berpuasa adalah untuk menambah rasa kepedulian terhadap sesama.
Sedangkan di kompleks pondok pesantren Hidayatussibyan, menampilkan Khotib Wildan Ittaqillah.
Dalam pidatonya bertajuk di hari fitri kita gapai ridho illahi, ustadz Wildan mengajak kaum muslimin/muslimat seantero jagad menambah eratan tali sillaturrohmi.
“Kerumunan ummat di 3 lokasi dalam kampung Sawo guna menunaikan ibadah sholat id pertanda megah dan meriahnya 1 Syawal tahun ini…” kata H.Darsono salah satu tokoh intelektual kampung Sawo kepada awak media REPORTASE ini .
Reporter : Ahmad Fanani Mosah