LAMONGAN, Reportase, INC – Banyak masyarakat memandang sebelah mata soal lingkungan Sawo, Kelurahan Babat, Kabupaten Lamongan. Teritorial terpencil dari kota Babat, Kampung Sawo di era 80-an dicap daerah abangan (identik dengan minim keislaman, banyak warga suka judi, mabuk, minuman keras, narkoba dsb). Hingga pemerintah yang berkuasa sendiri kala itu seolah memberi tanda merah. Sampai-sampai program listrik masuk desa bagai dianak tirikan. Sangat lambat setrom merambat kawat. Hehehe…..
Namun seiring kemajuan dan perkembangan jaman, juga banyak kalangan yang memainkan peran akal pikiran dengan nurani menyentuh hati. Lingkungan Sawo, kelurahan Babat sangat gencar perkembangan keagamaannya.
Terbukti banyak sekali tempat ibadah bercokol di belahan Babat bagian selatan itu.
Pernah ada beberapa penulis makalah ilmiah dengan obyek Sawo dari jaman ke jaman. Dalam salah satu makalah tersebut, tertulis bahwa dengan hadirnya beberapa tokoh (semacam Kyai Muhdi, Kyai Wahib, Kyai Munir, Rupian, Imam Ahmad, Mosin Achsin, Syamsuri dll) setidaknya bisa membawa warga Sawo menuju perubahan di bidang keagamaan.
Terbukti kini ada 6 tempat ibadah bercokol di kampung sentra produksi wingko itu, antara lain : Masjid Al-Abror, Musholla Langgarwakaf, Musholla Sabilul Muttaqin, Musholla Alhidayah, Musholla Pesantren Hidayatussibyan dan Musholla Al-Azhar.
Dan yang paling menggembirakan, adalah meningkatnya sistim peribadatan dari waktu ke waktu. Tahun ini 1445 H/2024 M, selingkungan Sawo menurut pemantauan awak media ini, (17 Juni 2024) jumlah hewan qurban yang diamanatkan lewat tempat-tempat ibadah itu bertambah.
Rekapitulasi data seluruhnya sbb :
– Masjid Al-Abror : 4 sapi, 8 kambing.
– Musholla Langgarwakaf : 1 sapi, 4 kambing
– Musholla Alhidayah : 1 sapi, 3 kambing.
– Pesantren Hidayatussibyan : 3 sapi, 4 kambing.
– Musholla Al-Azhar : 2 sapi, 2 kambing.
“Secara umum Alhamdulillah dari masa ke masa ada peningkatan. Semoga tahun-tahun depan masyarakat Babat dan sekitarnya mengamanatkan lagi hewan qurbannya ke lingkungan Sawo”, tutur Drs.H.Maji Sya’roni, kepada reporter koran ini.
Reporter : Ahmad Fanani Mosah.