LAMONGAN, Reportase INC –
Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Babat melalui Majlis Pembinaan Kader & Sumber Daya Insani (MPKSDI)-nya menggelar acara bertajuk “Ideopolitor dan Kajian Romadhon”. Bertempat di masjid Ihyaussunah, Desa Moropelang – Babat, Kab.Lamongan – Jatim.
“Ideopolitor itu singkatan dari ideologi, politik dan organisasi” tutur Nurul Huda, guru SMA Muhammadiyah Babat yang didapuk sebagai pembawa acara sore itu. Formulasi keilmuan yang diusung bertema “Politik Kekuasaan Profetik Masa Salaf”.
Audiens terdiri dari jamaah/warga Muhammadiyah sekecamtan Babat , 29 Maret 2024 dengan serius menyimak materi sembari lesehan.
Ketua PCM Babat, Arif Rahman Saidi, SE, S.Hum dalam ucapan selamat datang, menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya dan terimakasih kepada panitia penyelenggara dalam hal ini MPKSDI. Dikatakan, ini kan tahun politik, semoga acara ini dapat dijadikan wawasan dan pengobat sedih, biar menjadi bahagia.
Sedangkan moderator dipercayakan kepada Yudi Harianto, ketua majlis MPKSDI itu sendiri. Kajian dengan tema sangat berat ini sengaja digelar setelah coblosan, agar kita bahagia, walau jagonya kalah, seloroh Yudi dalam pengantarnya, yang disambut gerrr para pengunjung yang memadati masjid di Jl.Raya Moropelang itu.
Pembicara pertama, Dr.K.H.Nurbani Yusuf, M.Si dari komunitas Padang Mahsyar Batu, sekaligus ketua PDM Malang itu memaparkan kemuhammadiyahan Soekarno presiden pertama RI. “Nomor bakunya Pak Soekarno 384. Sebelum wafat Soekarno berwasiat, nanti jika aku mati, kuburlah aku dengan panji-panji Muhammadiyah…” jelentereh Nurbandi.
Selanjutnya dikatakan bahwa istrinya Pak Soekarno, Fatmawati, adalah keluarga besar aktifis Aisiyah. Ketika menjahit bendera merah-putih, sambil menyanyikan lagu Mars Aisiyah.
Lagi, presiden kedua, Jendral Soeharto juga kader Muhammadiyah. Ketika muktamar Muhammadiyah di Aceh, Pak Harto pidato sangat bagus sehingga timbul kecemburuan dari kalangan Nahdhiyin. Kata Pak Harto : “Aku ini bibit Muhammadiyah disemaikan di bumi pertiwi…!” tutur Kyai Nurbandi menirukan ucapan presiden Soeharto.
Di tengah-tengah ceramah, Nurbandi masih berkutat di sejarah. Kyai Nur (panggilan sehari-harinya), memberi informasi, bahwa Kanjeng Nabi Muhammad Saw wafat hari Senen, dikuburkan pada hari Rabo. Karena 3 hari itu masih terjadi perdebatan sengit, dimana selayaknya jenazah nabi Muhammad dimakamkan. Akhirnya Abu Bakar berfatwa, seyogyanya Muhammad dimakamkan dimana ia meninggal…!.
“Lha meninggalnya kala itu dikamar Sayidah Aisyah, otomatis ya dimakamkan di kamar itu..!” jelas Kyai Nur memberi pencerahan kepada audiens sekitar 500 orang itu.
Di bagian akhir, Nurbandi Yusuf mengingatkan bahwa ada 10 sahabat yang dijamin masuk surga. Ini berdasar kata Kanjeng Nabi, yaitu :
1. Abu Bakar Assidiq.
2. Umar Bin Khotob.
3. Utsman Bin Affan.
4. Ali Bin Abi Tholib.
5. Tholhah Bin Ubaidillah.
6. Zubair Bin Awam.
7. Sa’ad Bin Abi Waqof.
8. Sa’id Bin Zayed.
9. Abdurrohman Bin Auf.
10. Abu Ubaidah Bin Jarroh.
Selanjutnya penceramah kedua adalah M.Khorul Abduh, M.Si. Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawatimur itu juga berkisah sejarah. Bermula dari piagam Madinah (kala itu bernama Yasrib) terdiri dari berbagai ragam masyarakat bersuku-suku dengan segala macam budayanya. Walhasil terjadi kehancuran dan perpecahan ummat. Akhirnya Nabi Muhammad menyatukan masyarakat heterogen itu. Maka disampaikanlah undang-undang yang mengatur ummat dan tata kelola sosial.
Pada sesi terakhir, dibukalah forum tanya jawab. Salah seorang utusan dari ranting Muhammadiyah desa Plaosan, Basuki Rahmat menanyakan perihal pendidikan/pembinaan kepada ummat belum dituntaskan Nabi..?!
K.H.Nurbandi Yusuf menjelentrehkan, yang namanya permasalahan ummat manusia, selamanya berkembang. Tiada hentinya terus pasti ada dan tak pernah selesai…
Selanjutnya moderator dan MC berkenan menutup acara seiring dengan waktu jelang berbuka dan sholat Maghrib bersama. Sore itu lebih semarak lagi, karena di kompleks masjid sedang berlangsung kegiatan pesantren romadhon MI Muhammadiyah Moropelang bermalam 3 hari.
“Kami bikin padat acara, sehingga murid-murid tidak ada kesempatan bergurau di malam hari. Mereka sudah capek dan langsung cepat tidur, istirahat malam…” tutur Pak Rosih, kepala madrasah ketika berbincang santai bersama awak media reportaseindonesianews. ini.
Reporter : Ahmad Fanani Mosah