LAMONGAN, Reportase INC – Sekian lamanya pembanguan DAM yang dijanjikan oleh PT Dowa Eco System Indonesia (DESI) kepada petani desa Sidomukti Kecamatan Brondong Kabupaten Lamongan hanya isapan jempol belaka, karena hingga saat ini belum ada tanda-tanda dibangun.
Menurut Mursyam warga setempat, perlu Pemisahan antara air payau dan air garam sehingga sangat dibutuhkan pembangunan DAM tersebut, itu saja permintaan kami, dan usulan itu sudah disetujui oleh pihak PT DESI namun hingga saat ini belum terealisasi katanya terhambat faktor ijin tuturnya, Rabu (11/10/24)
” Kami berharap PT DESI serius dan komitmen dengan janjinya membangun DAM, itu harapan para petani palawija dan petani garam, sesuai dengan hasil Musyawarah Desa tahun 2019 silam” harap Mursyam kalem.
Menurut warga yang enggan disebut namanya mengatakan, petani garam dalam satu hektarnya bisa mengahasilkan 80 ton garam, namun saat ini hanya menghasilkan 40 hingga 50 ton terjadi penurunan, ungkapnya.
Terpisah, menurut humas PT DESI Afnan Hakim mengatakan pihaknya tidak menampik permintaan warga yakni pembanguan DAM, namun terganjal soal perijina di Dirjen sumber daya air, kami menunggu jawaban dari direktur bimtek, jelasnya.
Menurut Dirjen Pengelolaan Limbah Sampah dan Bahan Beracun Berbahaya (PSLB3) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Rosa Vivien Ratnawati saat meresmikan PT DESI, Jumat 27 Januari 2023. Pihaknya meminta agar perusahaan memperhatikan masyarakat sekitar. Khususnya terkait dengan penanganan limbah dan kesejateraan.
Sekedar diketahui, PT. Dowa Eco System Indonesia (DESI) yang berada di Boho, Tlogoretno, Kecamatan. Brondong, Kabupaten Lamongan, merupakan perusahaan industri yang bergerak di bidang pengelolaan fasilitas limbah B3 dan non B3 terintegrasi secara resmi – oleh Dirjen Pengelolaan Limbah, Sampah, dan Bahan Beracun Berbahaya (PSLB3).
(Had/redaksi)