TAKALAR, Reportase INC – Proyek Irigasi berbandol 600 juta yang terletak di Kecamatan polongbangkeng Selatan Kabupaten Takalar terkesan tidak jelas pasalnya perkerjaan yang menjadi sorotan masyarakat karena adanya unsur diduga kesengajaan pengawasan dari pompengan maupun PUPR untuk mengontrol kepada semua Ketua kelompok P3A yang sudah di percayakan di Kabupaten Takalar
adanya aspirasi Komisi V DPR RI Pusat dari Hamka B Kady menyalurkan Anggaran Program percepatan peningkatan tata guna air irigasi P3A-TGAI dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan BGWS Pompengan Jeneberang, diduga sangat bermasalah karna kurang nya pengawasan dan itu patut di periksa semua kualitas pekerjaannya yang ada di kabupaten takalar
Sejumlah titik proyek pembangunan saluran Irigasi tersebar di wilayah Kabupaten Takalar , pelaksana proyek kegiatan P3A di daerah irigasi Pammukulu, dan kini menjadi perbincangan para aktivis karena adanya informasi warga khususnya yang ada di Pangkarode Kecamatan Polongbangkeng Selatan
Saat di konfirmasi ke warga mengenai pekerjaan yang ada di lingkungan pangkarode kelurahan paktene kecamatan polongbangkeng selatan tentang ada nya pekerjaan rehabilitasi ungkap nya tidak mengetahui lebih rinci dalam pelaksanaan proyek tersebut, dikarenakan papan nama proyek tidak ada terpajang di lokasi pekerjaan dan kemi menduga ada permainan kongkalikong supaya tidak diketahui publik bahwa pekerjaan proyek tersebut terkesan asal jadi
Selain pekerjaan yang terkesan asal – asalan, proyek ratusan juta rupiah dari APBN ini di abaikan Keselamatan Pekerja K3 menurut keterangan warga di lokasi proyek
Lanjut warga,”Tujuan pembangunan irigasi cukup bagus bagi pertanian, namun proyek yang dikerjakan pada saat ini kesannya asal jadi saja,” jelas warga yang enggan ditulis namanya
Dijelaskan, volume proyek itu tidak dapat diketahui, karena tidak ada papan proyek. Selain itu, diduga ada pengurangan volume adukkan semen dan pemasangan batu dalam proyek itu. Sehingga kualitas proyek sangat diragukan bahkan sudah terlihat ada yang retak.
Sangat jelas proyek irigasi tersebut dibangun hanya sebelah dinding saluran yang sebelahnya nebeng di badan jalan, begitupun lantai itu langsung pakai spesi sehingga sudah kelihatan retak -retak yang seharusnya memakai batu gunung baru di coor.
Masih keterangan dari sumber,” Ini berbahaya bagi keselamatan warga karena di wilayah lingkungan pangkarode debit air sungai dari gunung sering meluap jika memasuki musim hujan. Jika kualitas pekerjaan kurang bagus dikhawatirkan bangunan saluran irigasi hancur jika dihantam luapan air sungai,” ujar sumber
Salah satu pengurus wilayah K3A Kecamatan Polongbangkeng Selatan yang akrab di sapa Dg Lurang menjelaskan,” ia seharusnya itu lantai dasar pakai batu gunung tapi nanti saya cek di lapangan, soal papan proyek kita hanya nebeng di pammukulu, tidak harus ada papan proyek” katanya 27/09/2023
Untuk itu, pemerintah yang terkait dan aparat penegak hukum wajib melakukan tindakan tegas Jangan ada pembiaran terhadap mereka yang tidak mau tunduk atas Aturan Negara Kesatuan Republik Indonesia dan pihak aparat penegak hukum (APH)Kejaksaan Tinggi dan Kapolda Sulsel agar bisa turun tangan memeriksa semua pekerjaan proyek Saluran Irigasi yang diduga bermasalah dan itu semua bisa merugikan uang Negara.
(Rosna)