LUWU TIMUR, Reportase INC – Aksi demo ribuan masyarakat petani Loeha Raya menuntut PT. Vale Indonesia keluar dari Blok Tanamalia Kabupaten Luwu Timur Provinsi Sulawesi Selatan.
Dalam aksinya masyarakat Petani Merica Loeha Raya Kecamatan Towuti Kabupaten Luwu Timur menuntut PT. Vale Indonesia untuk menghentikan ekplorasi dan sesegera mungkin keluar dari Blok Tanamalia, di depan Camp PT. Vale Indonesia, Senin 24/07/2023.
Ali Kamri salah seorang Petani Merica dalam orasinya mengatakan, bahwa hari ini kami menghadirkan ribuan petani se Loeha Raya untuk menyampaikan aspirasi, bahwa kehidupan masyarakat Loeha Raya sudah sejahtera dari hasil kebun merica. “Sampai hari ini PT. Vale Indonesia tidak pernah mensejahterakan masyarakat Loeha Raya, masyarakat Loeha Raya sudah sejahtera dari hasil perkebunan merica”, ungkap Ali Kamri.
Selain itu, Mukhtar yang juga seorang petani merica mengatakan, bahwa PT. Vale Indonesia berkewajiban mensejahterakan masyarakat di empat kecamatan, yaitu Towuti, Wasuponda, Malili dan Sorowako. “Tujuan kehadiran kami di sini untuk mempertahankan hak masyarakat Loeha Raya dan menolak tambang nikel di Blok Tanamalia”, tutur Mukhtar.
Dikesempatan yang sama, Baharuddin selaku Jendral lapangan mengatakan, bahwa PT. Vale Indonesia harus meninggalkan Tanamalia dalam waktu 7 x 24 jam. Jika tidak, maka masyarakat akan melakukan aksi yang lebih besar sejak hari ini.
Bahkan, seorang buruh tani perempuan bernama Ecce meminta semua perempuan yang hadir saat aksi berdiri mendampinginya. Dan menyampaikan tuntutan perempuan agar dapat hidup tenang di Tanamalia. “Saya sangat bersyukur bisa bekerja sebagai buruh petik merica di Tanamalia. Saya bekerja tanpa memerlukan ijazah dan wawancara. Saya hidup dengan memanfaatkan tanah, air, dan udara secara gratis”, tuturnya.
Lebih lanjut, petani tempat saya bekerja juga sangat baik dan tidak pernah mempersulit kehidupan buruh petik. Kalau sakit gaji kami tidak dikurangi, kalau kurang kebutuhan seperti beras kami bisa minta. Sehingga saya bisa menghidupi dua orang anak saya”, ungkap Ecce harapnya.
Akhirnya dalam aksi tersebut seorang petani membacakan pernyataan sikap Masyarakat Loeha Raya, yakni:
1. Meminta kepada Presiden Joko Widodo selaku Kepala Negara pemerintah Republik Indonesia agar kiranya mengusut tuntas dan mengindahkan permintaan kami selaku rakyat Indonesia terkait persoalan wilayah Tanamalia dibebaskan dari konsesi PT Vale Indonesia, karena bertentangan dengan UU No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup dan dampak sosial ekonomi yang akan terjadi di masyarakat.
2. Mendesak kepada Dirjen Minerba dan lembaga yang terkait agar kiranya mencabut IUP PT Vale yang berada di Tanamalia karena bertentangan dengan UU No. 27 Tahun 2012 tentang AMDAL dan Peraturan Presiden No. 60 Tahun 2021 tentang Prioritas Danau Tingkat Nasional mengingat dampak yang akan merusak ekosistem serta keanekaragaman hayati wilayah pesisir Danau Towuti.
3. Mendesak pihak PT Vale untuk menghentikan aktivitas eksplorasi dan segera meninggalkan Tanamalia dalam jangka waktu satu minggu.
4. Mendesak kepada Pemerintah Daerah dalam hal ini Bupati Luwu Timur segera hadir di tengah-tengah masyarakat Loeha Raya.
Pada akhirnya menutup aksi orasinya sangatlah berharap. “Besar harapan kami, agar Presiden RI Ir. H. Joko Widodo dan beberapa lembaga negara yang terkait agar memperhatikan kehidupan petani merica serta merealisasikan tuntutan kami”, tutup Baharuddin dalam aksi orasiya.
( Rosna )