SURABAYA, Reportase INC – Sifat kurang humanis dan persuasif kembali dicerminkan oleh Satpol PP kota Surabaya, yang mana pada Rabu malam melakukan penertiban terhadap pedagang PKL yang berada di daerah Ngaglik.
Bahkan, dalam penertiban kali ini, Satpol PP terkesan arogan hingga menyebabkan kaki pedagang berdarah, diduga akibat diseret oleh sejumlah oknum penegak perda tersebut.
Video tersebut sempat viral diberbagai media sosial, hingga membuat organisasi Aliansi Madura Indonesia (AMI) merasa miris dan geram atas tindakan yang tidak mengedepankan asas kemanusiaan tersebut.
“Kita ini organisasi yang mendukung pemerintahan, namun jika melakukan penertiban terhadap PKL dilakukan seperti itu, maka kita tidak akan tinggal diam, tentunya itu merupakan kesalahan dari Pemimpin Satpol PP yang tidak pernah menerapkan rasa humanis terhadap anggotanya,” urai Baihaki Akbar (27/7) selaku ketua umum AMI.
Ia juga menambahkan, bahwasanya AMI akan melakukan aksi besar-besaran dengan mengajak seluruh PKL yang selama ini sering menjadi korban arogansi Satpol PP.
“Aksi kali harus mampu menorehkan sejarah, karena ini sudah keterlaluan, kalaupun saudara kita bersalah, toh bisa dinasehati dengan baik, jangan diserang dan dikeroyok seperti itu, bahkan petugasnya berteriak-teriak, apakah itu yang dinamakan cara menegakkan aturan,” imbuhnya.
Sementara itu AMI bakal membikin surat pemberitahuan untuk segera melakukan aksi demontrasi pada hari Senin – Jum’at, 31 Juli – 4 Agustus 2023 dengan tuntutan Copot Kasatpol PP kota Surabaya, Pecat oknum dan penjarakan
yang telah menyeret PKL hingga berdarah, tegakkan Perda jangan tebang pilih.
(Had / redaksi)