PALEMBANG, Reportase INC – Seminar Hari Tani Nasional “Menumbuh Kembangkan Jiwa Petani Milenial Untuk Mendukung Ketahanan Pangan Nasional”, yang di gelar di Aula Fakultas Ekonomi Lantai 7, Kamis ( 29/9/2022).
Yang di Hadiri Narasumber Ir. Ruzuan Effendi, M.M Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Sumsel, Dr. H. Rahidin H.Anang, MS Dosen Agribisnis Fakultas Pertanian UMPalembang, M.Si. Rektor UMPalembang Dr. Abid Djazuli, S.E., M.M, Dekan FP UMPalembang Ir. Rosmiah. Narasumber Panca Wijaya Akbar. SH Bupati Ogan Ilir.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan provinsi Sumsel Ir. Ruzuan Effendi, MM menggatakan, dalam pembahasan seminar ini mengambil judul menjaga ketahanan pangan di pasca pandemi covid-19.
“Bukan hanya pasca pandemi tapi ini harus ditanamkan kepada masyarakat untuk merubah mindset. Bahwa kebutuhan pangan itu perlu dan harus selalu dijaga dengan cara bagaimana kita mengekploitasi seluruh kemampuan kita yang ada apakah itu dari pekarangan, lahan sempit, ataupun lahan luas yang harus didukung oleh semua kalangan”, tandasnya.
Sementara itu , Dr.H. Rahidin H.Anang, MS Dosen Agribisnis Fakultas Pertanian UMPalembang, mengatakan, Persoalan pertanian milenial jadi pemerintah harus mewujudkan pertanian milenial ini kalau tidak 12 tahun yang datang Indonesia akan krisis petani. Kenapa petani krisis karena kaum milenial tidak siap untuk terjun sebagai seorang petani. Berkerja di sektor pertanian ini mempunyai persepsi yakni berkerja di sektor kotor, pas-pasan, kumuh, dekil, ekonomi tidak terjamin sehingga pemikiran seperti ini menjadi wacana dikalangan mahasiswa.
Lebih lanjut, Petani milenial yaitu petani yang mengikuti sesuai perkembangan zaman dan teknologi seiring berjalannya dengan teknologi. Maka disektor pertanian harus memanfaatkan teknologi yang canggih. Jika anak muda berpikir dan muncullah petani milenial yang mempunyai kreativitas dan inovatif. Teknologi pertanian yang ada di Sumsel sangat berjalan, tetapi teknologi ini semakin hari semakin canggih.
“Apalagi teknologi sekarang makin hari makin canggih maka dari itu kita butuh suatu stimulan. Kedepannya akan ada pemikir, pencipta, dan muncul teknologi yang khusus untuk di bidang pertanian”, katanya.
Lanjutnya, Pemerintah harus bertanggung jawab dalam arti kata pemerintah juga jangan hanya menggelontorkan program, menggelontorkan ada satu paket petani milenial tetapi bagaimana mengimplementasikannya.
“Maka dari itu pemerintah harus kerjasama dengan pihak lembaga pendidikan tinggi untuk mewujudkan ini. Sehingga mahasiswa pertanian betul-betul dididik, dilatih, diberi peluang, diberi lahan, diberi dana atau modal, buat aplikasi teknologi yang luar biasa bagi pertanian, dan tingkatkan jaringan. Jika itu semua terwujud maka kita akan melahirkan petani yang betul-betul punya konsen yang luar biasa dibidang pertanian milenial”, pungkasnya ( Ocha )
Sementara itu, Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan provinsi Sumsel Ir. Ruzuan Effendi, MM menggatakan, dalam pembahasan seminar ini mengambil judul menjaga ketahanan pangan di pasca pandemi covid-19.
“Bukan hanya pasca pandemi tapi ini harus ditanamkan kepada masyarakat untuk merubah mindset. Bahwa kebutuhan pangan itu perlu dan harus selalu dijaga dengan cara bagaimana kita mengekploitasi seluruh kemampuan kita yang ada apakah itu dari pekarangan, lahan sempit, ataupun lahan luas yang harus didukung oleh semua kalangan”, pungkasnya.
(Rosa Ros)