LAMONGAN, Reportase INC – Formulasi keilmuan itu bertajuk “Parenting Motivation, Orangtua Menjadi Pendorong Gen-Z” digelar di SMP Negeri 3 Babat (22/10/2024).
Kaur Humas sekolah bermarkas di Raya Gembong, Kecamatan Babat – Lamongan, Nana Ardiana, S.Pd menuturkan kepada Reporter INC bahwa sangat penting memberi bekal kepada orangtua/walimurid. Hal senada juga diungkapkan oleh ketua komite sekolah setempat. Sodiqin, S.Ag dalam sambutannya mengatakan : “Dengan dikumpulkannya ortu/wamu ini agar terjadi sinergisitas antara rumah dan sekolah. Sehingga orangtua tidak hanya menuntut saja, tapi hendaknya bisa memberi contoh kepada anak-anak putra-putrinya …” urai Pak Sodiqin panjang-lebar.
Peserta pembekalan terdiri dari orangtua/walimurid kelas 7+8, para guru/karyawan dan pengurus komite sekolah yang total keseluruhan sekitar 300 orang itu beraudiensi di aula SMP Negeri 3 Babat. Acara dimoderatori Wakasek Qoirun Naim itu dalam pengantarnya mengibaratkan anak itu bagaikan tambang emas. “Harus dikelola dengan baik…” seloroh orang nomor 2 di lembaga termaksud.
Sementara kepala SMP Negeri 3 Babat, M.Sa’id, S.Pd, M.Pd, dalam sambutan arahannya yang ditujukan kepada ortu/wamu mengajak bersama-sama membina dan mendidik dengan ikhlas anak-anak kita. “Bila ada guru berlaku keras, jangan kecewa. Sebab semua itu bertujuan demi kedisiplinan. Bila ada HP dan alat-alat make-up dirampas, jangan salahkan guru. Karena itu semua sudah diatur dalam tata tertib…” tutur Pak Said, (panggilan akrabnya).
Di bagian lain orang nomor 1 di SMPN 3 Babat itu juga menyampaikan, sering ada anak perempuan kedapatan tasnya berisi alat-alat kecantikan/make-up. “Ya boleh-boleh saja macak tipis-tipis saja. Jangan sampai macak waktunya pelajaran atau ketika diterangkan gurunya…!” lanjut Pak Said.
Klimaks acara yakni materi parenting, disampaikan oleh Afif Hidayatullah, SE, S.Pd seorang motivator bertatap nasional.
Dalam sajiannya, pemateri asal Ambeng-ambeng, kota semen, Gresik itu menghimbau agar senantiasa ada kedekatan dengan putra-putrinya. “Rata-rata remaja salah pergaulan itu karena tidak ada kasih sayang dari kedua orangtuanya..
” ungkap dosen politeknik semen itu.
Berbagai macam permainan uji ketangkasan dan keseimbangan otak dipraktekkan kepada seluruh audiens. Misalnya tutor mengatakan “dahi” tapi tangannya memegang dagu. Dan peserta terkecoh ikut pegang dagu semua. Jika ini diikuti peserta, maka peserta tersebut tidak cerdas lulus dan harus remidi…” tukasnya yang disambut geerrr semua pengunjung.
Salah satu pengunjung ada yang nyeletuk, kalau gini ya tidak ngantuk…” selorohnya, yang disambut gerrr pengunjung yang lain.
Ketua komite sekolah menuturkan kepada Reporter Awak Media INC ini, bahwa seandainya audiens tidak suka, sudah pasti melarikan diri. “Nyatanya mereka tetap bertahan dan selalu merespon perintah tutor…” komentar Sodiqin usai acara.
Reporter : Ahmad Fanani Mosah.