LAMONGAN, Reportase INC – Menanggapi kelangkaan solar subsidi yang dikeluhkan para nelayan di Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Brondong, Kabupaten Lamongan, pihak Pertamina kini angkat bicara.
Sales Branch Manager Rayon V Surabaya PT Pertamina, Arif Rohman Khakim membantah jika terjadi kelangkaan solar di kawasan yang menjadi wilayah kerjanya tersebut.
Menurutnya, stok ketersediaan solar subsidi di depot masih aman. Hanya saja, sebut Arif, permintaan solar di lapangan beberapa waktu terakhir ini mengalami peningkatan.
“Yang pasti stok kami di depot sangat aman. Memang beberapa hari terkahir ada peningkatan permintaan di lapangan. Sehingga perlu normalisasi penyaluran untuk memenuhi kebutuhan solar di lamongan,” ujar Arif saat dikonfirmasi, Jumat (12/8/2022).
Pihaknya juga akan segera melakukan pengecekan di lapangan terkait kondisi solar subsidi. “Nanti sambil kami cek pak. Semoga hari ini sudah normal kembali,” tuturnya.
Sejumlah kapal di PPN Brondong, Lamongan, yang tak melaut akibat terjadinya kelangkaan solar.
Secara terpisah, Ketua Kesatuan Nelayan Tradisional Indonesia (KNTI) Lamongan, Darlin membenarkan bahwa ada ratusan nelayan di Pelabuhan Brondong yang berhenti melaut akibat langkanya solar subsidi.
“Iya, solar langka selama dua pekan terakhir. Akibatnya ratusan kapal nelayan di Pelabuhan Brondong tidak dapat melaut. Padahal kondisi cuaca saat ini sedang bagus untuk melaut,” kata Darlin.
Lebih lanjut Darlin menduga, kelangkaan solar subsidi ini karena ada oknum yang sengaja main curang.
“Solar bersubsidi ini harus tepat sasaran. Perlu dikawal. Jangan sampai ada penyimpangan dengan malah dijual ke perusahaan atau untuk proyek tertentu. Pemerintah harus turun langsung ke lapangan,” tukasnya.
Darlin berharap, ke depan kejadian serupa tak terjadi lagi. Pasalnya, jika solar terus langka, akan semakin banyak nelayan yang terpaksa menganggur dan pasokan ikan juga menurun.
“Kasihan nelayan. Seharusnya pemerintah melakukan pengawasan distribusi solar subsidi ini dengan ketat. Jangan sampai rakyat dirugikan oleh oknum yang tak bertanggungjawab,” tandasnya. ( Had / San )