BOJONEGORO, Reportase INC – Nonton debat 3 capres semalam (Minggu, 7/1/2024), saya langsung punya bayangan bahwa Presiden selanjutnya adalah Ganjar Pranowo.
Ini bukan soal siapa yang menang dalam debat, tapi ini tentang bagaimana seorang calon presiden menghadapi sekaligus menyelesaikan persoalan negara, baik yang berasal dari dalam maupun luar negeri.
Mungkin Anda sepakat, ketika melihat capres 01 dan 02 berdebat, isinya hanya saling serang dan saling mengejek. Dan konteksnya bukan soal negara, tapi lebih sering pada masalah personal. Tidak ada hal penting yang disampaikan kecuali untuk menjatuhkan lawan.
Perseteruan kedua capres itu bahkan dimulai sejak menit awal debat. Mungkin keduanya sama-sama menyimpan dendam yang tak tersampaikan pada debat pertama yang lalu.
Melihat perseteruan keduanya, saya sebagai warga negara jadi was-was. Bagaimana jadinya jika negeri ini dipimpin oleh orang yang selalu menyimpan dendam?
Bagaimana jadinya nasib bangsa ini jika punya pemimpin yang sibuk dengan emosi pribadinya?
Kita semua jadi ngeri, jangan-jangan mereka bakal melancarkan aksi balas dendam dan ancaman termasuk kepada kita, rakyatnya.
Harus diakui, publik lebih merasa terlindungi ketika mendengar penjelasan capres nomor 03, Ganjar Pranowo.
Dia bukan hanya bicara tentang keamanan nasional, tapi juga mengungkapkan bagaimana negara harus menjamin keamanan personal termasuk keamanan kita di dunia digital.
Ganjar juga bicara tentang persenjataan. Bukan cuma bermodal hutang untuk membeli, tapi juga mengoptimalkan kemampuan dalam negeri. Bahkan dia tidak akan membeli persenjataan yang tidak dibutuhkan. Kelautan jadi matra pertama yang akan dia kuatkan.
Hal itu sangat logis karena sebagian besar negara kita merupakan laut. Disusul dengan ketahanan udara kemudian darat. Semuanya disampaikan dengan sederhana, sangat bisa diterima dan tidak mengada-ada.
Terus yang lain (01 dan 02) menyampaikan apa?
Keduanya hanya menyampaikan amarah.
Apa jadinya jika kita punya presiden yang penuh amarah? Kita cuma ingin hidup damai, makmur dan bahagia.
Bukan hidup yang penuh rasa khawatir, was-was, saling menebar ketakutan dan kebencian.
Dan saya harus jujur, cuma Ganjar yang mencerminkan ketenangan, kemampuan serta aura seorang presiden yang tanpa polesan.
Salam *Kaji Taufan*
(Redaksi)