LAMONGAN, Reportase INC – Persaudaraan Masyarakat Budaya Nasional Indonesia (PERMADANI) Kabupaten Lamongan warganya anteng-anteng. Tidak spaneng. Di hari ulang tahunnya, ditandai pemotongan tumpeng. Acara sederhana tapi penuh hikmat itu digelar Jumat Kliwon, 5 September 2025.
“Sejatinya berdirinya Permadani Lamongan itu tanggal 2 September 2006. Berhubung banyaknya warga kita yang terlibat kegiatan Agustusan, maka peringatan ambal warsa/ulang tahun ke 19 ini baru terlaksana hari ini…” ungkap ketua dewan pengurus daerah kabupaten Lamongan, Kiyataro, S.Pd, M.Pd.
Acara peringatan sederhana itu sekaligus bersamaan dengan dikukuhkannya pengurus paguyuban bergada (angkatan ke 14). Dalam kesehariannya, selama pelatihan pranata adiwicara dan pamedhara sabda ketua kelasnya adalah Ikhsan Budiono, SH, M.Pd. Karena sesuatu dan lain hal, begitu usai pelatihan, Ikhsan Budiono tidak bersedia meneruskan jabatannya sebagai ketua paguyuban.
“Sesungguhnya tidak berat kok, tugas ketua paguyuban. Cuma mengkordinir anggotanya saja, ketika ada kegiatan kepermadanian semacam ini…” tutur Pak Kiyat di tengah-tengah sambutannya. “Namun karena Pak Ikhsan Budiono sibuk dengan kegiatannya, akhirnya dilimpahkan ke teman-teman yang lain…” lanjut pak guru SMP Negeri 1 Modo itu dalam pidatonya.
Akhirnya siang itu pula, ketua DPD Permadani Lamongan Kiyataro mengkukuhkan pengurus paguyuban bergada 14 Permadani, dengan formasi sebagai berikut :
– Ketua Paguyuban Bergada 14 : Heny Masriningsih, S.PdI.
– Wakil Ketua : Lely Primastuti.
– Sekretaris : Puji Susanto, S.Pd.
– Bendahara : Herman, SE.
Sebelum pemotongan tumpeng, Ketua Permadani Lamongan, Kiyatarto meneruskan orasinya : “Jika sudah masuk bulan Besar dan Mulud, warga Permadani banyak yang panen. Job MC bertumpuk-tumpuk. Bahkan dari hasil manggung MC nganten itu ada yang sukses beli mobil…” ujar guru pengampu pelajaran Bahasa Indonesia itu. Seketika itu juga seluruh audiens bertepuk tangan gemuruh menggema di gedung lantai 2 aula SMPN 1 Modo yang bermarkas di desa Pule itu. “Padahal pengurusnya, seperti Pak Imam Sujadi semenjak dulu hingga kini dengan sepedamotor bututnya yang sering mogok lagi..!” candaan Pak Kiyat lewat orasinya.
Usai pidato, orang nomor 1 di Permadani Lamongan itu berkenan memotong tumpeng yang kemudian diajarkanh kepada pepunden/sesepuh yang sekaligus sebagai pengurus Permadani Jatim, Ki Salikin Atmaja. Acara diakhiri dengan doa dipimpin oleh H.Jamuji. Dilanjut dengan ramah-tamah dan menikmati sajian tumpeng besar.
Celoteh, candaan kocak mengalir sambil camil-camil. Misalnya Marwi Jaelani melontarkan joke lucunya : “Enaknya jadi pengurus Permadani seperti ini. Dapat dum-duman gratis seragam beskap. Ini bisa untuk manggung, lho ..!” selorohnya yang disambut gerrr orang-orang di sekitar yang mendengarnya.
Kepada Wartawan Koran Reportase Online, Kiyatarto menuturkan, bahwa sebentar lagi akan dibuka pelatihan ke-MC-an bergada 15. “Mohon tolong media Reportase INC ini turut mensosialisasikan, ya…??!” pinta Pak Kiyat kepada reporter yang selalu meliput Permadani ketika punya even.
Reporter : Ahmad Fanani Mosah.














