BOJONEGORO, Reportase INC – Desa Gajah, Kecamatan Baureno, Bojonegoro itu tidak banyak orang tahu bahwa di kampung terpencil nan sepi ada komunitas literasi. Salah seorang audiens yang tidak mau disebut jati dirinya, mengungkapkan kepada Reporter Koran Online ini, betapa eman-emannya lokasi dekat Babat sebagai barometernya Lamongan Rumah Joglo Sejati yang dijadikan tempat tongkrongan para penulis, tidak tersosialisasikan.
“Untuk itu agar temu dan safari literasi ini ada bekasnya, alangkah bagusnya bila audiens yang hadir malam ini menulis sesuai dengan kesenangannya. Boleh puisi, boleh cerpen, boleh humor, boleh prosa/narasi, dan sebagainya…” usul penyuka jurnalistik itu.
Ide jitu yang mendapat restu dari panitia itu merespon pemateri, Gol A Gong si duta baca Indonesia yang satu lingkaran dengan presenter televisi Najwa Sihab.
Gol A Gong berkisah, bahwa literasi itu bisa berkata-kata ucapan dan bertulis-menulis huruf. Malam nan dingin mencekam itu (maklum lokasi sekitar tempat pertemuan baru saja terguyur hujan, Rabo 24/09/2025).
Gol A Gong penulis berkaliber dunia itu sempat menceritakan awal mula tangan kirinya diamputasi.
“Maklum kala itu kami bersama teman-teman sepermainan, sama-sama bersumbar. Siapa yang berani naik pohon lebih tinggi akan mendapat julukan jendral. Lha sayalah saat itu yang paling berani naik pohon hingga tinggi. Kemudian jatuh hingga patah tulang. Saya sukses dijuluki jendral oleh teman-teman, walau tangan harus diamputasi….” urai Gol A Gong disambut gerrr 100 pengunjung. “Jadi ucapan kata-kata itu juga bagian dari literasi!” lanjut penulis bertangan kiri buntung itu. “Di komunitas saya, setelah literasi wajib berorasi…!” lanjut penulis senior sudah menerbitkan ratusan buku itu.
Beda lagi dengan Aditya Akbar Hakim, penulis lintas negara, sekaligus founder gemar-maos bertutur : “Murid-murid saya jika butuh nilai, tidak saya beri soal pelajaran. Tapi saya suruh baca buku umum semisal novel dan sebagainya, tentu denga tetap pendampingan orangtua…” kata Pak Guru di sebuah lembaga di kabupaten Gersik itu. “Jadi dengan demikian berarti saya berani murtad dari kurikulum sekolah, demi literasi…!
selorohnya yang disambut seluruh audiens memadati rumah joglo sejati.
Sementara Among Ebo Kurnia, penulis yang sudah keliling seluruh penjuru dunia, malam itu sempat memunculkan dalil Al-Qur’an Surat Aljumuah. “Fantasyiru Fil Ardhi, jaman kekinian bisa ditafsiri menyebar ke bumi Alloh, untuk travelling, berwisata dan berkuliner-ria…!” selorohnya yang disambut gerrr para pengunjung di rumah joglo sejati milik H.Fakin itu.
Acara yang dipandu Aris Sogo malam itu juga memberi kehormatan kepada Kepala Balai Bahasa Jatim, yang dihadiri dan diwakili Pak Amin. Dalam sambutan arahannya, Pak Amin siap menjembatani teman-teman penulis dalam berkarya. Mohon maaf bidang balai bahasa tidak punya dana. Tapi cukup bisa melayani konsultasi bidang kepenulisan beserta solusinya…! ungkap Pak Amin berdomisili di Surabaya.
“Meski acara secara formal sudah ditutup, para audiens mohon tetap di tempat ini untuk mengobral-obrol lanjutan, gitu …” kata Aris Sogo sebagai pandu-oceh malam itu.
Di sela-sela obrolan santai hingga larut malam, H.Fakin tak kurang-kurangnya selalu mengingatkan untuk menikmati makan malam yang telah disediakan untuk seluruh audiens. Tak ayal pula reporter/jurnalis koran online ini juga sempat menikmati makan malam dengan sistim prasmanan bersama tamu agung, Gol A Gong.
“Menyoal literasi, sejatinya semenjak dahulu kala, disamping dalil Qur’an menyuruh membaca (iqro’) (wahyu pertama), ada tokoh penulis murni dari alam pemikirannya sendiri, yaitu Imam Ghozali dengan kitab hasil literasinya Ihya Ulumuddin…” ujar Romo Kiyai Haji Abah Toha, pemangku pesantren Almuniriyah Hidayatussibyan sahabatnya H.Fakin turut berbincang santai dan bertutur kepada Reportase INC ini.
Reporter : Ahmad Fanani Mosah