LAMONGAN, Reportase INC – Lamongan rawan bencana. Kemungkinan terjadinya kebakaran hutan, banjir, dan lain sebagainya. Maka guna mengantisipasi dan bagaimana cara mengatasinya, dikupas tuntas oleh tim pembicara. Kegiatan termaksud dipandegani dosen Universitas Brawijaya Malang (05/10/2025).
Salah satu dosen yang melaksanakan pengabdian pada masyarakat itu adalah Bpk Dr.Muhammad Roziqin, M.Ap. “Memang seorang dosen itu wajib melaksanakan pengabdian kepada masyarakat. Dan saya mendapat rekom dari Ketua PDM (Pimpinan Daerah Muhammadiyah) Lamongan. Saran Pak Sodiqin, cocoknya di Babat. Akhirnya saya disarankan ke kampus SMP Muhammadiyah 1 Babat ini” urai dosen pengampu matakuliah menejemen administrasi birokrasi, beserta tim asistennya kepada koran online Reportase ini.
Dalam audiensi yang digelar di ruang pertemuan SMP Muhammadiyah 1 bermarkas di Tanggulrejo, kepala sekolah Sande Ariawan menyampaikan permohonan maaf jika dirinya sebagai tuan rumah kurang berkenan dalam menyambut tetamu dari perguruan tinggi ternama dari kota Malang. Sementara Camat Babat, Johny Indrianto dalam sambutannya bertutur :” Sangat pas sekali Babat disamping sebagai jalur persimpangan, juga sering terjadi banjir. Di sebelah utara kita ini, adalah sungai Bengawan Solo. Pernah terjadi musim kemarau panjang, ternyata air sungai meluap. Akhirnya bikin kalangkabut semua pejabat dan masyarakat. Ini artinya musibah/bencana tidak dapat diprediksi datangnya. Bisa-bisa di luar musim atau di luar perhitungan manusia…” ungkap Pak Camat yang sekaligus menjadi santri/mahasiswa dosen Pak Roziqin,
yang sebentar lagi menyandang gelar doktor.
Sedangkan Pak Sodiqin sebagai orang nomor satu di dunia pendidikan dan Muhammadiyah Lamongan memberi sambutan arahan. Di awal-awal pengantarnya, Pak Sodiqin bertutur : ” Maaf kepada pembawa acara, saya di sini bukan sebagai Kepala Dinas Pendidikan. Tapi sebagai Ketua Muhammadiyah Lamongan. Dan sudah ngontak Pak Sande, kepala SMP Muhammadiyah 1 Babat ini, ternyata siap ditempati. Semoga dalam waktu dekat bisa boyongan ke kampus baru di jalur desa Gendongkulon. Lha gedung lama ini, berikan saja ke SD Muhammadiyah…” ujarnya disambut tepuk tangan meriah dari audiens terdiri dari guru-guru TK Aisyiyah, SD, SMP, SMA dan SMK, semua dari lembaga Muhammadiyah Babat.
Juru bicara/pemateri yang diajak kerjabareng, dari BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) Kabupaten Lamongan. Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan, Henry Purnawidya Hartono, S.Pt dalam makalah lesannya bertutur : “Jika ada bencana, misalnya runtuhnya bangunan maka silahkan panjenengan mengamankan diri dengan menutup kepala dengan tangan dan bersembunyi di bawah meja atau kursi atau di bawah pilar yang kuat…” pesan pemateri.
Usai coffe break (isoma = istirahat sholat makan) dilanjut materi kedua disampaikan Affan Alfian, S.IP, M.I.Kom dari MDMC (Muhammadiyah Diesaster Menejemen Center) Kabupaten Lamongan. Affan Alfian dalam orasi dan perbincangannya dengan penulis berita ini bertutur, bahwa materi yang disampaikan bertajuk OMOR (One Muhammadiyah – One Respon) (Muhammadiyah bersatu padu dalam melaksanakan pertolongan segala bencana). Di Muhammadiyah Lamongan menggunakan nama Majlis Lingkungan Hidup dan Penanggulangan Bencana (MLHPP).
Pertemuan bertajuk Pengembangan Kapasitas Guru Dalam Mitigasi Bencana Banjir Di Kabupaten Lamongan, diakhiri dengan pamungkas acara, yakni pembacaan doa. Pemandu acara (MC) dikendalikan oleh Dr.Affan Alfiyan mendaulat Ustadz Muhsin (pembina asrama SMP Muhammadiyah) untuk membacakan doa.
Reporter : Ahmad Fanani Mosah