LAMONGAN, Reportase INC – Harga beras premium dan medium terus meroket di Kabupaten Lamongan sejak tahun 2023, menempuh titik tertinggi hingga mencapai Rp. 15.000 per kilogram di beberapa toko kelontong dan pasar tradisional dan pasar babat Lamongan.
Kenaikan ini tidak hanya menjadi perhatian bagi masyarakat umum, tetapi juga menimbulkan beban tambahan bagi keluarga miskin di wilayah tersebut.
Dampak langsung dari kenaikan harga beras tersebut adalah semakin beratnya beban hidup bagi keluarga yang berpenghasilan rendah.
Banyak di antara mereka yang terpaksa melakukan penyesuaian dalam pola konsumsi dan pengeluaran untuk memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari.
Menyikapi situasi ini, beberapa warga yang kami temui menyampaikan kekhawatiran mereka akan sulitnya memenuhi kebutuhan pangan keluarga.
“Kami ndak punya sawah mas, pekerjaan saya tukang parkir dalam sehari hasil saya dari parkir kurang lebih Rp 30 ribu–Rp40 ribu, sementara saya istri dan dua anak harus makan belum lagi kebutuhan yang lain, semua harga sembako juga naik”.
“Kenaikan harga beras membuat kami harus memutar otak untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Kami harus lebih hemat dan selektif dalam membelanjakan uang,” ujar Usman (46) tukang parkir pasar babat, warga lingkungan Gilang kelurahan Babat kepada reportaseindonesianews.com.
Pemerintah setempat juga disorot atas responsnya terhadap kenaikan harga beras ini. Meskipun telah memberlakukan beberapa kebijakan subsidi beras bagi keluarga miskin, namun masih diperlukan langkah lebih lanjut untuk mengatasi permasalahan ini secara menyeluruh.
Dalam menghadapi tantangan ini, diperlukan kerjasama antara pemerintah, pelaku usaha, dan masyarakat untuk menemukan solusi yang tepat guna menjaga stabilitas harga beras dan memastikan ketersediaan pangan bagi semua lapisan masyarakat, terutama yang kurang mampu.
Demikianlah perkembangan terkini mengenai kenaikan harga beras di Kabupaten Lamongan. Kami akan terus memantau dan memberikan informasi lebih lanjut seiring berjalannya waktu.
(Had/redaksi)