LAMONGAN, Reportase INC – Jauh hari sebelumnya, sudah ada woro-woro bahwa Jam’iyah Tahlil akan mengadakan wisata religi. Disepakati berangkat hari Ahad, 3 Agustus 2025. Malam keberangkatan, ketua rombongan Djohan Budiman mengingatkan agar para peserta segera istirahat malam dan tidur lebih awal. Maklum peserta wisata dari kampung Sawo itu rerata sudah tua. “Tujuannya agar mereka banyak menyimpan energi, karena lokasinya jauh dan membutuhkan tenaga ekstra…” ujar Djohan kepada Koran Reportase ini.
Sekitar jam 05.30 para peserta sudah mulai berkumpul di jalan Gotong Royong. Begitu 50 peserta sudah jangkep, armada Anugerah Jaya diberangkatkan, setelah sebelumnya diawali pembacaan doa yang dipandu K.H.Toha Chasan. Abah Toha si pemangku Ponpes Almuniriyah Hidayatussibyan Sawo itu melafalkan doa-doa diikuti seluruh jama’ah.
Tak lupa pula pimpinan rombongan, Djohan Budiman mengingatkan : “Kita ini akan ziarah ke makam wali. Kita doakan ahli kubur/arwah para wali penyebar agama Islam itu. Jangan sampai kita salah tujuan yaitu minta pertolongan kepada si mayit, orang yang sudah meninggal. Tapi mintalah kepada Alloh SWT..” tutur Mas Djohan (sapaan akrabnya).
Panitia memercayakan kepada biro perjalanan bonafit, Nuansa Tour And Travel. Bis besar membawa 50 peserta itu pertama menuju Makam Sunan Bonang, Tuban. Sebelum ke lokasi, peserta sarapan dulu di parkiran Kebonsari Tuban. Menu makan pagi indah disertai terpaan angin sejuk itu adalah nasi bungkus. “Sungguh sangat kenyang sekali. Masakannya terasa mantap, nasinya sangat banyak. Mulai tadi nasi saya kok gak habis-habis ya, hingga sangat lama sekali saya sarapan ini…” kelakar Marwan disambut gerrr orang-orang disekitarnya.
“Iya, kelihatannya bungkusnya kecil. Begitu nasi dibongkar, ternyata sangat banyak. Hingga capek mengunyah…” sahut yang lain.
Kunjungan kedua adalah Makam Asmoro Qondi. Setelah baca-baca tahlil dan kalimah toyibah, peserta dimanjakan lidahnya dengan menikmati santap siang di restoran Kurnia Jatim. Lokasinya di seputaran WBL (Wisata Bahari Lamongan) Tanjung Kodok. Di rumah makan berlokasi di pantura (pantai utara) itu dengan sistim prasmanan. Peserta tour dipersilahkan mengambil sendiri menu disukai dengan porsi sesuai daya tampung perut masing-masing.
Kunjungan berikutnya adalah ke Makam Sunan Drajat. Usai pembacaan tahlil dipimpin Ustadz Lutfi Kamiludin, peserta diarahkan untuk masuk ruang museum. Ruang besar itu terdapat koleksi tinggalan Sunan Drajat. Ada gamelan Singo Mengkok dan kita Al-Qur’an tulisan tangan karya penulis khot Tempo Doeloe. Adapun sholat duhurnya di Masjid Moed’har Arifin, Raya Sekapuk, Wilayah Gersik. “Monggo kita niati sholat duhur dan asar dijamak taqdim dan diqoshor…” ucap Abah Yai Toha memberi arahan.
Traveling bikin jiwa bening itu dilanjut ke Makam Maulana Malik Ibrahim. Makam kuno itu berlokasi di tengah-tengah keramaian kota semen, kota pudak, Gersik. Sedianya bis besar menuju Makam Sunan Giri. Namun situasi dan kondisi tidak memungkinkan, maka rombongan lewat biro perusahaan perjalanan Nuansa Tour itu melesat ke Pulau Madura.
Sementara bacaan tahmid, tasbih dan tahlil dipimpin ustadz Muhammadin di dalam bis berjalan. Meski demikian tidak mengurangi hikmah dan khusyu’nya ritual. Terbukti suara menggelegar dari sound Anugerah Jaya mampu menghipnotis semua peserta. Turut hanyut -larut dalam munajat kepada Alloh.
Lagi-lagi Nuansa Trour pimpinan Widi Dardia itu memanjakan lidah ummat jam’iyah singgah di warung bebek. Restoran terkenal Bebek Binjay itu menjadi salah satu obyek kuliner warga Sawo, untuk menikmati makan malam. Setidaknya ada 43 porsi Bebek Binjay dipesan untuk dibungkus. Ini diperuntukkan buat peserta yang pesan dibawa pulang, sebagai oleh-oleh khas dari pulau garam buat keluarga dirumah.
Usai makan malam dengan puas, bis bergerak ke kompleks Makam Mbah Kholil. Makam Kiyai sepuh kharismatik itu berada di dalam masjid besar Bangkalan.
Setelah selesai ustadz Jazuli memimpin tahlil, rombongan jama’ah kembali ke rumahnya masing-masing. Hampir jam 01.30 dinihari peserta wisata religi yang terdiri kaum laki-laki itu masuk rumahnya dengan selamat.
Sayonara.
Reporter : AHMAD FANANI MOSAH.














