LAMONGAN, Reportase INC – Faruq semasa kecil sering sakit-sakitan. Oleh ayahandanya, Syamsul, Faruq kecil diganti nama Huda. Hingga kini 1 (satu) orang itu punya 2 (dua) nama. Maka orang memanggilnya Faruq. Terkadang pula memanggilnya Huda.
Begitu dewasa melekat nama panjangnya Huda Faruq. Kesehariannya menjalankan kendaraan jenis Tossa. Guna menambah income (pemasukan ekonominya) Huda melayani sebagai tenaga tukang.
Lelaki kelahiran 16 Januari 1976 itu juga melayani jasa tebang bambu. “Saya ini nggak punya barongan (serumpun bambu), tapi bisa melayani banyak orang yang butuh bambu…” ujar pria berbodi kekar.
Ketika berbincang santai dengan Reporter INC, suami Waridah itu menceritakan pengalamannya : “Soal bambu, ibarat dari Sabang sampai Merauke sudah saya jelajahi semua. Makanya orang-orang di kampung saya, Sawo-Babat, saya ini dianggap aneh. Wong gak punya barongan (rumpun bambu) kok bisa melayani orang yang butuh bambu. Tidak baen-baen, 2000 lonjor saya kirim ke Gresik…!” kata Huda Faruq.
Ketika awak media menanyakan cara memperoleh hingga teknik tebang bambu, lelaki dempal itu menjelaskan, bahwa setiap ada ladang bambu dicari pemiliknya. Bila transaksi disepakati, maka pria trengginas itu lantas menebangnya dan langsung mengirimnya ke tempat pemesan yang disepakati…”
Tak jarang pria beranak 2 itu digoda barang halus (hantu, jin dsb). “Suatu ketika saya nebang bambu, di siang terik mentari panas, di sebelah saya ada penampakan sosok wanita cantik. Lantas saya usir dengan beberapa bacaan ayat-ayat suci Alquran…” tuturnya kepada Reporter media ini.
“Memang sebelum saya menebang bambu, saya mulai dulu dengan doa-doa dan bacaan-bacaan, antara lain : syahadat, sholawat, ayat kursi dan sebagainya” lanjut Huda Faruq.
Dalam kisah sejatinya, Huda Faruq menuturkan, bahwa pernah jam 8 malam saya masih ngusung bambu. Eh ternyata saya disebul (ditiup) bangsa lelembut. Lantas saya sumbari. “Lho…! aku kok mbok sebul. Awas tak sebul dewe kapok. Saya kan tidak.mengganggu dirimu…!” lanjut Faruq berkisah.
“Bahkan pernah di waktu siang hari, saya sedang nebang barongan. Disebelah saya ada penampakan cewek cantiq. Ternyata sundel bolong. Begitu saya baca ayat-ayat Quran, langsung hilang…” kata Faruq meyakinkan.
Masih dari cerita nyata dan pengalaman dari Si Raja Bambu, bahwa ada hal-hal tidak masuk akal. Contohnya, ketika bambu dibelah, di dalamnya terdapat katak, ular dsb. Padahal ruas-ruasnya masih utuh. “Hewan-hewan itu masuk dari mana…?” ungkapnya balik bertanya. “Ya akhirnya saya biarkan saja, hewan-hewan misterius itu toh akhirnya hilang dengan sendirinya…” selorohnya.
Maklum, beberapa rumpun bambu yang saya tebang itu konon kabarnya sebagai tempat pembuangan jin dan barang-barang halus lainnya. “Yang penting hati kita bersih, tidak berniat mengganggu, diawali dengan doa-doa dan bacaan ayat-ayat alquran, insyaalloh bangsa lelembut itu tidak akan mengganggu kita kok….” pungkasnya mengakhiri obrolannya dengan awak media Reportase ini.
Menyoal perawatan bambu paling baik adalah : “Usai ditebang, langsung diletakkan dengan cara berdiri bersandar pada suatu tempat atau pepohonan, dengan posisi terbalik. Ujungnya di bawah. Dan bongkotnya di atas…! tutur Huda Faruq yang sudah malang melintang di dunia perbambuan.
Reporter : Ahmad Fanani Mosah.