LAMONGAN, Reportase INC – Menyoal pewarna makanan berbahan baku darah babi (karmin), sedang gonjang-ganjing di jagad maya dengan segala aplikasinya (youtube, WA, tik-tok, dsb). Sebagaimana menjadi bahan bahsul masail di kalangan NU (Nahdhatul Ulama’) yang disampaikan oleh Marzuqi Mustasmar.
Guna menghindari agar ummat islam tidak terjebak dalam kuliner yang mengandung bahan-bahan yang diharamkan dan tidak sesuai dengan syariat, maka pihak Kementerian Agama Kabupaten Lamongan mengadakan terobosan menawarkan kepada kantin-kantin lembaga sekolah/pendidikan untuk dikunjungi, guna mendapat sertifikat “halal” pada konsumsi yang dijualnya.
Termasuk SMP Negeri 3 Babat, Selasa 3 September 2023 mendapat kunjungan tim dari Kantor Kemenag Kabupaten Lamongan. Tim pemantau : Bu Zulaikhah dan Pak Pariadi didampingi Pak Kacung Budi Santosa (kepse), Bu Nana Ardiana (humas), Bu Uswatun Khasanah (Ka TU), dan Pak Roni (guru pendidikan agama islam), keliling keliling mengunjungi kantin dan ruang koperasi SMPN 3.
Kepala sekolah, Kacung Budi Santosa menjelaskan kepada reporter koran ini bahwa mumpung gratis, kantin di lembaga yang dipimpinnya akan mendapat sertifikat halal. Sebagaimana arahan dari pengawas Kemenag Pariadi, M.PdI.
Dalam kunjungan ke kantin-kantin itu, Bu Zulaikhah menuturkan bahwa setiap camilan yang dipajang seyogyanya tertutup rapat, agar tidak dihinggapi lalat. “Bisa dengan kertas minyak atau daun pisang, dibungkus dengan rapi dan dipandang tampak manis , gitu…” ujar Bu Zulaikhah memberi arahan kepada penjaga kantin, Ismuning dan Suparti.
“Ohya, karena SMP 3 Babat ini sekolah Adiwiyata, maka tidak boleh menggunakan plastik…!” tutur Bu Zulaikhah kepada para pemilik kantin kala itu .
“Boleh jual nasi pecel misalnya, tapi nggak boleh pakai kerupuk lhoya, sebab jika pakai kerupuk, kami harus susah payah mencari pabriknya. Tapi jika menggunakan lauk rempeyek dari produk sendiri, nggak apa-apa…” kata tim pembina dari Kemenag Lamongan.
“Memang kami harus wawancara satu persatu dengan para pemilik kantin. Di SMPN 3 ini paling cuma 2-3 kantin. Lha tadi di SMA Negeri Babat, sederetan kantin panjang sekali…” kata Pengawas PAI, Pariadi sambil mengikuti workshop webinar online lewat media HP yang dipegangnya.
Usai kunjungan, para tetamu dan tuan rumah pendampingnya beramah tamah di ruang kepala
sekolah.
Reporter : Bung Fan Mosah.
(Had/redaksi)