LAMONGAN, Reportase INC –
Pada hari Jum’at 06/01/2023, tepat pukul 15.00 sore reportaseindonesianews.com ber audensi dengan Anang Taufek SSTP, MSI, sebagai kepala dinas Disperindag dan kadin Koperasi kabupaten Lamongan diruang kerjanya, ngopi sambil ngobrol terkait pekerjaan dan tugasnya.
Dalam pertemuan tersebut Anang menyampaikan barusan menerima tamu pengrajin atau pengusaha batik dari kecamatan Sugio Lamongan, “pengrajin batik tersebut anak laki-laki masih sangat muda sekali bisa dikatakan masih usia likuran, meskipun usia masih sangat muda kreatifitasnya sangat tinggi, hasil kerajinan batik tersebut ternyata sudah sering diikutkan pameran, kontes atau lomba diberbagai even baik tingkat kabupaten, provinsi, maupun tingkat nasional, bahkan ditingkat manca negara atau diluar negeri selalu unggul atau mendapat kemenangan”, kata Anang sambil menunjukkan kain batik warna biru, “ini lo pak hasil karyanya sangat bagus kan”.
Lanjut Anang, “di Lamongan sebenarnya ratusan UMKM atau pengrajin yang berpotensi dan perlu kita fasilitasi, kita arahkan, kita bimbing agar usahanya menjadi sukses, misakan ada UMKM atau pengrajin yang butuh suntikan dana untuk usahanya kita bantu arahkan ke BRI atau BNI ikut program KUR yang bunganya 0 koma, kemudian termasuk BEACUKAI pun ikut bantu adakan fasilitas pelatihan bahkan sampai bila perlu bantu alat peralatan untuk usaha, sama juga dari pihak disperindag adakan bimbigan pelatihan dan pendampingan dan alhamdulillaah untuk seluruh UMKM atau pengrajin mayoritas sudah ketemu dengan saya dan rasanya sudah dekat dengan saya walaupun saya didisperindag baru kurang dari tiga bulan”, ungkapnya.
Masih menurut Anang, “Para pelaku UMKM atau pengrajin perlu dan butuh untuk naik kelasnya ketingkat yang llebih tinggi, ini saya upayakan supaya bagaimana dalam usahanya bisa meningkat naik tingkat, kemudian bila perlu kita usahakan kita uruskan hak patenya supaya menjadi jelas legal formalnya, seperti soto Lamongan, tahu campur Lamongan dan lainya, jangan sampai seperti wingko Babat hak patenya dimilliki orang Jawa Tengah padahal wingko itu asal muasanya dari Babat makanya dikatakan Wingo Babat, soal Wingko ini masih kita upayakan hak paten yakni dengan menambah kata seperti Wingko Babat Asli, misalnya”.
Tambah Anang, “Sebenarnya di Lamongan kalau benar benar kita gali ternyata banyak sekali hal hal yang berpotensi, seperti pengusaha serabut kelapa atau sepet yang awalnya setiap mengupas kelapa pasti sepetnya dibuang, namun saat ini salah satu warga Gembong Babat serabut/sepet kelapa tersebut bisa diexpor kemanca negara dan ternyata bahan tersebut sangat dibutuhkan, omsetnya sangat signifikan, itu satu contoh dikabupaten Lamongan”, pungkasnya.
(Had/red/Sugiono)