LAMONGAN, Reportase INC – Setidaknya ada 17 regu arak-arakan/pawai budaya menyambut Hari Jadi Lamongan (HJL) digelar 26 Mei 2025 itu.
Salah satu kelompok budaya dimiliki kabupaten Lamongan adalah PERMADANI (Persaudaraan Masyarakat Budaya Nasional Indonesia). Dalam sepak terjangnya membina insan berbudaya, Permadani sering mendapat perhatian khusus dari Pemda Lamongan. Hingga pernah menggelar wisuda pranata adiwicara dan pamedhar sabda. Tak ayal pula Bupati Lamongan Yurohnur Effendi selaku pelindung/penasehat sekaligus sebagai warga kehormatan Permadani, sering memberi sumbang-saran pada organisasi yang telah sukses memproduksi MC (Pramuwicara/Pamedhar Sabda) handal itu.
Katua DPD (Dewan Pengurus Daerah) Permadani Lamongan, Drs.Kiyatarto, S.Pd, M.Pd berkisah kepada reporter koran online ini, bahwa sekitar 3 bulan lalu diaturi wejangan agar eksis mengikuti pawai budaya dalam rangka HJL ke 456 yang akan datang.
“Alhamdulillah pasukan Permadani dalam kirab tadi panjangnya 200 meter, jumlah yang tidak mengecewakan” kata Kiyatarto yang juga pengurus Pepadi (Persatuan Pedalangan Indonesia) Kab Lamongan. “Belum lagi ketambahan warga Permadani yang kami tugasi menjadi pager ayu dan pager bagus, menyambut rawuhnya Pak Bupati menuju pendopo guna serangkaian acara Pasamuan Agung” lanjut Pak Guru pengampu matapelajaran Bahasa Indonesia SMP Negeri 1 Modo itu, kepada wartawan Reportase.
Dalam acara in-door itu seluruh pengisi panggung (MC, pembaca sejarah, pidato Bupati) semua menggunakan bahasa Jawa nggelamit. “Kini kita rasakan keberhasilan disegala bidang. Maka Lamongan harus tetap solid dalam melestarikan budaya yang ditunjang dengan pembenahan infra struktur” kata Yurohnur Effendi dalam bahasa Jawa halus.
Sedangkan menurut pantauan wartawan media ini bahwa sepanjang perjalanan kirab, barisan Permadani pada urutan ke 12 selalu mendapat perhatian lebih dari para penonton. Aplaus tepuk tangan buat barisan Permadani tiada henti. “Dari yunior sampek senior penuh semangat juang disertai wajah sejuk, hati tenang penuh kedamaian…” Komentar para penonton sembari mengcungi jempol.
Lebih punya nama lagi, ketika Permadani diminta membaca kisah singkat sejarah berdirinya kabupaten Lamongan. “Maka yang kami beri mandat menyampaikan sejarah kadipaten Lamongan adalah Pak Imam Sujadi. Karena beliau sudah sangat senior” lanjut Pak Kiyat (sapaan akrab) orang nomor 1 di Permadani itu.
Menyoal teknis pawai kirab sudah diatur panitia dengan start dari halaman kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) dan berakhir di alun-alun kota dengan rute ke arah timur dulu, baru masuk prapatan toko Family ke selatan : finish alun-alun langsung menuju halaman pendopo Bupati untuk beramah-tamah. Salah seorang warga Permadani, Kang Marwi Jaelani beromong-omong maton : “Idealnya semua peserta kirab budaya baris dan jalan kaki semua. Tidak ada yang naik dokar, nyewa bus tayo, odong-odong dan sebagainya” seloroh Marwi dengan bersungut-sungut.
“Itulah kebijakan panitia, pejabat eksekutif dan yudikatif naik kerta kencana. Sedangkan kita sebagai Nayaka dan abdi dalem cukup berjalan saja. Hikmahnya kan sehat !” balas Pak Kiyat yang disahut geerrr gelak-tawa anggota yang lain, sambil melepas
busana kebanggaan Permadani, hitam-hitam, berblangkon dan berjarit dengan memakai sandal selop.
Adapun urut-urutan selengkapnya dalam pawai budaya HJL termaksud sbb :
1.Mobil Patwal
2.Mobil Kominfo
3.Drumbang SMPN 4 Lamongan
4.Pataka/Lambang Lamongan.
5.Kerta Kencana Forkompinda
6.Bus Tayo Organisasi Perangkat Daerah
7.Pagutuban Yak-Yuk Lamongan
8.Sanggar Tari Melati
9.SMP Negeri 1 Lamongan
10.Jaran Jenggo
11.Barong Say
12.Permadani
13.Turangga/Jaranan
14.Seni Tongklek
15.Dinas Kesehatan
16.Dinas Perhubungan
17.Damkar dan Satpol PP
Begitu seluruh peserta kirab sampai finish dan kembali ke pangkalan masing-masing, turun hujan deras.
(Reporter : Ahmad Fanani Mosah)