LAMONGAN, Reportase INC – Dalam sambutan di konfercab IPNU IPPNU cabang Lamongan yg ke 32 di unisda pada hari Sabtu 3 mei 2025 kemarin. Lagi-lagi bupati sambat perlambatan pembangunan kabupaten Lamongan ini di sebabkan oleh mbak Evi (efesiensi anggaran). Hal tersebut di ulang2 dalam setiap kesempatan pidato di mana2.
Efesiensi anggaran adalah pengurangan dana yang dari pusat. Dan itu terjadi di seluruh kabupaten, kota dan profinsi se indonesia. Jadi amat lucu kalau bupati Lamongan beralasan efesiensi itu. Padahal mengelola anggaran di apbd sebesar 3,2 triliun.
Sedangkan kabupaten kota lain di Jawa Barat misalnya malah melakukan pembangunan secara gencar. Baik di bandung, Bekasi, Purwakarta, dll. Pembangunan itu bentuknya mulai dari pengerukan sungai. Pembuatan TPT, turap, Bronjong penahan sungai penataan pasar, penanganan sampah. dll. Saat ini.
Selalu mencari kambing hitam setiap persoalan, agar punya alasan tidak membangun adalah kesekian kali nya di lakukan oleh bupati Lamongan.
Karena dalam periode pertama bupati Yuhronur kemarin ( th. 2020 -2024) tidak bisa membangun Karena alasan covid. Dan periode kedua yang sekarang berdalih lagi alasan efesiensi anggaran.
Pertanyaannya, kenapa kabupaten dan kota lain masih bisa membangun walau dengan dua alasan tersebut selama ini.
Dalam Sambutanya bupati Lamongan menyatakan kalau program jamula baru mencapai 58% terlaksana karena alasan minimnya anggaran, selalu di ulang2. Padahal acara konfercab IPNU IPPNU cabang Lamongan tersebut dihadiri oleh berbagai organisasi. Mulai dari lembaga dan badan otonom internal NU , sampai berbagai organisasi kemahasiswaan mulai dari pengurus cabang PMII dan lainnya.
Hal tersebut menunjukkan lemahnya kreatifitas Pemda dalam mengelola anggaran. Miskinnya inovasi dalam memperbesar pendapatan asli daerah. Dan rapuhnya kolaborasi dengan berbagai pihak di external pemkab Lamongan.
(Redaksi)